Get snow effect

Rabu, 20 April 2011

GKS Payeti Gelorakan Back to Nature: Awali dengan Pemeran Pangan dan Souvenir Lokal




Kontributor: ion
Minggu, 17 April 2011 22:15 


Mengkonsumsi secara berlebihan bahan makanan instant dan sejumlah produk di era modern dewasa ini, sangat rentan dengan efek samping. Selain mengandung sejumlah bahan kimia berbahaya, juga tak jarang tidak ramah lingkungan. Oleh karena itu, semangat kembali ke alam atau back to nature, perlu terus digelorakan oleh sejumlah kalangan.

Berangkat dari hal ini, pihak gereja di Sumba Timur (Sumtim), khususnya Gereja Kristen Sumba (GKS) Payeti, yang tentunya salah satu elemen kebhinekaan di NKRI ini, juga memiliki tekad untuk turut berperan aktif.

Walau dalam skala kecil, GKS Payeti, jelang hari raya Paskah tahun ini selama 2 hari (16-17/04/2011), dan juga sebagai upaya untuk menggalang dana pembangunan gedung ibadah, menggelorakan semangat kembali ke alam yang ditandai dengan pameran pangan dan produk souvenir lokal.

Aksi jemaat ini mendapat sambutan meriah masyarakat kota Wingapu. Sejumlah panganan dengan bahan dasar lokal dan bebas bahan kimiawi diserbu pengunjung. Ada cake petatas, ketupat, kue putu sumba, nasi jagung, juga kue cucur alias ’kanguta rara’, manggulu dan kaparak serta panganan lainnya laris manis diserbu pengujung.

”Saya datang disini karena memang saya suka dengan makakan lokal kita. Gizinya tidak kalah, dan pengolahannya sangat sederhana dan bebas dari bahan kimia,” ujar Matius Kitu, wakil Bupati Sumba Timur yang tidak sungkan mendampingi sang isteri berbelanja.

Tak hanya panganan berbahan lokal alami, para pengunjung juga berlomba mendapatkan souvenir khas Sumtim. Diantaranya produk dari tempurung kelapa, anyaman daun pandan dan lontar, hingga kain tenun ikat khas Sumtim. Perkara harga yang dibanderol cukup tinggi, yakni dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah itu, adalah urusan kedua.

”Pameran pangan dan souvenir lokal ini sangat bermanfaat dan saya harap bisa terus berlanjut tidak hanya oleh GKS Payeti namun juga bisa dicontoh oleh elemen lainnya di Sumba Timur. Karena selain menyajikan makanan yang diolah secara alami dan sederhana, terjamin mutunya juga menjadi salah satu bentuk pengharagaan dan pelestarian budaya warisan leluhur, ”jelas Bupati Sumtim, Gidion Mbilidjora, yang didampingi ketua komisi pembangunan gedung gereja yang baru, John Makambombu, disela-sela keasyikannya menyicipi dan membeli panganan dan souvenir lokal Sumtim di pameran itu.(ion)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tinggalkan komentar anda untuk kemajuan info blog ini
Okey Gan...

Cara Melakukan Comment :
- ketikkan komentar anda
- Pilih format NAME/URL
- Isikan Nama anda dan alamat site(URL) anda
- Kosongkan saja bila URL(alamat site) anda tidak ada dan pilih anonymous.
- click poskan komentar

Terimakasih atas partisipasinya ^_^