Get snow effect

Minggu, 20 Maret 2011

Kehidupan Sumba dari Dua Sudut Berbeda






Dua fotografer, satu dari Perancis dan satu dari Bali, memamerkan karya-karya foto mereka tentang Sumba di galeri Alliance Francaise Denpasar. Pameran berjudul Mort A Sumba, Images de Vie atau Kematian di Sumba: Potret Kehidupan itu memperlihatkan foto-foto tentang kehidupan sehari-hari masyarakat Sumba.
Menggunakan dua sudut pandang berbeda, Andre Graff dari Perancis dan Ari Antoni dari Bali merekam keseharian warga pulau di bagian timur Indonesia tersebut. Andre, warga negara Perancis, telah menempuh berpuluh ribu jalan di seluruh dunia. Dia meninggalkan kehidupan yang mewah di Perancis lalu pindah ke Timur.
Setelah bepergian pertama di tahun 2004, dia kembali lagi di tahun 2005 untuk menyerahkan lebih dari 3500 foto kepada orang-orang yang telah dipotret. Dia menetap di Nusa Tenggara Timur untuk melimpahkan air bersih di Sumba dan Savu, selama tiga tahun dia telah membuat 12 sumur. Sumur ketigabelas baru saja selesai tanggal 8 Juni yang lalu.
Foto-foto yang dia pamerkan merupakan ringkasan dari kumpulan fotonya yang berjumlah sekitar 25.000 foto! Dia berusaha menyenangkan tiap orang-orang yang difotonya dengan memperlihatkan kembali foto-foto itu pada orang-orang di atas sampan, dalam, gubuk bambu, di rawa-rawa, dan sebagainya.
Andre memang punya misi untuk menyenangkan orang dengan foto-fotonya. Selain dengan menunjukkan foto di laptopnya pada orang yang dia foto, Andre juga mencetak foto orang yang dia foto lalu diperlihatkan ke orang yang difoto. Dia lakukan itu kepada orang-orang di Pulau Sumba, Sabu, Alor.
Sedangkan Ari Antoni adalah mahasiswa Fakultas Sastra Jurusan Antroplogi yang beberapa kali mengunjungi dan tinggal di Sumba. Selain melakukan penelitian bersama dosen maupun untuk tugas akhirnya, Antoni menyalurkan hobi fotografinya. Dia merekam anak-anak bermain ayunan, bangunan gereja, perempuan mengambil air, nenek merajut jala, dan seterusnya.
Kerbau Sumba
Salah satu karya Antoni memperlihatkan empat orang memegang kerbau dan satu orang mengayunkan pedang menebas leher kerbau tersebut. Bagi masyarakat Sumba, kerbau biasa dipakai sebagai perayaan ketika ada kematian di keluarga mereka. Foto ini terlihat dramatis karena kerbau tersebut berdiri dengan leher menganga akibat ditebas. Melalui foto ini, Antoni memperlihatkan bahwa kematian bagi orang Sumba justru sebuah perayaan.
Di foto lain, Toni memperlihatkan foto di dalam sebuah gua. Ada aroma mistis dalam fotonya yang cenderung gelap tersebut.
Tiga puluh foto karya dua fotografer ini akan dipamerkan pada 11 Juli hingga 2 Agustus 2009 mendatang.
Pameran yang dibuka pada Sabtu, 11 Juli 2009 lalu oleh Bupati Sumba Barat Daya, Dr Cornelius Kodi Mete, ini mempertemukan dua sudut pandang tentang Sumba. Tidak hanya karena secara geografis, Andre memotret di sebagian besar di Sumba Barat sedangkan Antoni di Sumba Timur.
Melalui foto-fotonya, Andre dan Antoni, memperlihatkan bahwa kematian di Sumba yang bagi banyak orang adalah akhir kehidupan, ternyata justru jadi perayaan tentang kehidupan. [b]



 >>>>>>>>> waikamura sumba blog <<<<<<<< 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tinggalkan komentar anda untuk kemajuan info blog ini
Okey Gan...

Cara Melakukan Comment :
- ketikkan komentar anda
- Pilih format NAME/URL
- Isikan Nama anda dan alamat site(URL) anda
- Kosongkan saja bila URL(alamat site) anda tidak ada dan pilih anonymous.
- click poskan komentar

Terimakasih atas partisipasinya ^_^